Monday, September 7, 2009

Pupuk Nasionalisme Dengan Melestarikan Kebudayaan Lokal

Pada hari Minggu, 30 Agustus 2009 yang lalu, aku jalan-jalan ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII). TMII merupakan miniatur Indonesia, di dalamnya berisikan berbagai macam kebudayaan lokal Indonesia yang beraneka ragam. Sayang sekali kondisinya kurang mendapat perhatian.

Contoh kebudayaan lokal yang dimiliki Indonesia antara lain rumah adat Joglo, Gadang, Limas, Tari Lilin, Tari Topeng Reog, Tari Pendet, lagu Jali-jali, Kicir-kicir, Rasa Sayang-sayange, Ayo Mama, Ronggeng, Gamelan, Angklung, Kecapi, Wayang, Tortor, Patung Budha, Keris, Asmat, Batik, Ulos, Songket, Sinden, Babad Tanah Jawa, Hang Tuah dan lain sebagainya.

Diantara kebudayaan lokal yang di miliki Indonesia ini, baru-baru ini ada yang diklaim oleh negara asing sebagai kebudayaan asli mereka, yaitu Tari Pendet. Padahal Tari Pendet ini merupakan tarian hasil ciptaan Wayan Rindi sekitar tahun 1950 di Bali. Sebelum Tari Pendet yang diklaim, Angklung, lagu Rasa Sayang-sayange, Reog Ponorogo, Batik juga pernah diklaim sebagai budaya lokal negara asing. Hal ini membuat pemerintah bangsa Indonesia menjadi geram.

Melalui pejabat yang berwenang yaitu Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar), Jero Wacik, sedang berusaha menjadikan Batik dan Angklung sebagai Intangible Heritage (produk kebudayaan tidak berbentuk benda) versi UNESCO yang diperkirakan akan selesai pada Oktober 2009. Dan pada tanggal 2 Oktober 2009 nanti, UNESCO akan mengukuhkan Batik sebagai World Heritage (Warisan Budaya Dunia).

Sebelumnya, pada tahun 2003, Wayang sudah terdaftar di UNESCO sebagai Intangible Heritage. Keris juga diakui sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity. Semoga saja usaha ini dapat terlaksana dengan baik dan kebudayaan lokal Indonesia dapat terpelihara dan dikemudian hari tidak diklaim lagi oleh Negara asing.

Melihat fenomena yang terjadi, mari kita sebagai bangsa Indonesia ikut memelihara dan menjaga agar budaya-budaya lokal tidak diklaim oleh negara asing sebagai budaya lokal mereka. Peran serta semua warga negara beserta aparat sangat diperlukan untuk menjaga kelangsungan budaya lokal dan juga pelestariannya. Terkadang dengan adanya klaim-klaim yang dilakukan oleh bangsa asing yang seperti ini membuat nasionalisme jadi tumbuh subur karena sama-sama merasa tidak terima dengan perlakuan bangsa asing.


Artikel ini juga diikutsertakan dalam "Kompetisi Menulis Artikel Se-JAGAD MAYA"

di sini

No comments: